ANALISIS PELUANG USAHA
PT. Cassava Indonesia
Oleh:
Yuniarti Fransisca 2008.5.17783
Evi Aprilia 2008.5.17808
Windy Kurnia Rizky 2008.5.17814
Dian Asniati 2008.5.17939
Henriska Dyah 2008.5.17837
Dana Luthfiana 2008.5.18239
Herry Kurniawan 2008.5.17981
Manajemen Perdagangan Internasional
Akademi Pimpinan Perusahaan
2010
I. Nama PT : PT. Cassava Indonesia (Cassindo)
II. Produk : Singkong
III. Nama Merk : Kripsi Crackers
IV. Perencanaan
A. Perencanaan Riset and Development
1. Peluang dan Potensi Pasar
Berikut akan diuraikan beberapa peluang dari usaha keripik singkong:
Jumlah penduduk Indonesia sekitar 237.000.000 jiwa, tentunya diantara jumlah penduduk itu 50% menyukai makanan ringan keripik singkong.
Pendapatan UMK (Upah Minimum Kota Sukabumi) Rp. 1.000.000 tentunya sangat cukup untuk membeli makanan keripik singkong hanya dengan kocek Rp. 5.000
Makanan ringan ini sudah mempunyai identitas yang kuat dikalangan para konsumen sehingga sudah tidak asing lagi namanya.
Berikut akan diuraikan beberapa Potensi Pasar dari usaha Keripik singkong :
• Harga lebih murah
• Kualitas lebih baik dengan rasanya yang renyah dan gurih
• Produk baru diperoleh langsung dari produsen tanpa perantara grosir
• Pengiriman lebih cepat tidak dibutuhkan sumber daya manusia yang terlalu besar seperti mobil pick-up.
2. Analisis Peluang
Banyak tempat penjulan yang belum memiliki penyuplai kiripik singkong tepat, kebanyakan penyuplai hanya musiman. Bila dilakukan secara konsisten bisa mendatangkan keuntungan yang menjanjikan. Keripik singkong ini paling cepat habis jika dibandingkan dengan jenis makanan ringan lainnya seperti donat, roti, kue dll. Masa paling cepat yaitu sekitar 3 hari, paling lama 5 hari sehingga peluang Return Of Investment lebih cepat. Dengan pembungkusannya yang sudah tidak manual menjadi nilai tersendiri dibandingkan pembungkusannya dengan manual seperti manual, membuat pencitraan kepada konsumen bahwa makanan keripik singkong ini tidak mudah melepes dan tahan lama.
3. Kelemahan
• Kemungkinan menjadi follower
• Saluran distribusi masih lemah
4. Tantangan
• Meningkatkan tingkat konsumsi singkong
• Membuat produk singkong dengan taste yang dapat diterima di pasaran internasional
B. Perencanaan Produksi
1. Suplai Bahan Baku : Sukabumi, Jawa Barat
2. Kapasitas Produksi / hari : 10.000 kg
3. Quality Control (QC) dan standar
ISO 22000 merupakan standar yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization pada tahun 2005, yang berkaitan dengan masalah food safety. Standar ini ditujukan kepada organisasi-organisasi yang berada dalam rantai makanan, supaya terdapat standar internasional yang harmonis.
Standar ini merupakan kombinasi dari elemen-elemen yang menjamin food safety dalam seluruh poin di rantai makanan :
• adanya prequisite programs (PRP) yang merupakan kondisi dasar dan aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga lingkungan yang higienis, baik dalam organisasi maupun rantai makanan
• identifikasi dan kontrol dari bahaya food safety, serta penentuan level risiko yang dapat diterima
• adanya rencana HAACP, termasuk identifikasi dan monitor critical control points, yakni langkah proses dimana kontrol dapat diaplikasikan untuk mencegah/mengeliminasi bahaya food safety, atau menguranginya hingga level yang dapat diterima
• mengelola produk makanan yang berpotensi bahaya, dan menjamin supaya tidak masuk ke dalam rantai makanan
• membentuk tim yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas seperti hazard analysis, memilih langkah kontrol, membuat PRP, dan merancang audit internal
• informasi dan karakteristik yang dibutuhkan baik untuk bahan baku dan produk akhir untuk menjamin bahwa analisa hazard yang tepat dapat dilakukan
• adanya rencana komunikasi dengan pihak eksternal, seperti supplier, pelanggan dan regulator, dalam rangka menjamin bahwa informasi food safety tersedia untuk semuanya.
Syarat mutu (SNI 01-4305-1996)
Syarat mutu keripik singkong
No. Kriteria uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
o Bau - Normal
o Rasa - Khas
o Warna - Normal
o Tekstur - Renyah
2 Keutuhan, min. 90%
3 Air, maks. 6,0%
4 Asam lemak bebas (dihitung
sebagai asam laurat),
maks. 0,7%
6 Bahan tambahan makanan :
o Pewarna Sesuai SNI 01-0222-1995 dan
o Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/Per/IX/88
7 Pemanis buatan Tidak boleh ada
8 Cemaran logam :
8.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 1,0
8.2 Tembaga (Cu) mg/kg maks. 10,0
8.3 Seng (Zn) mg/kg maks. 40,0
8.4 Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,05
9 Arsen (As) mg/kg maks. 0,5
10 Cemaran mikroba
4. Lokasi Pabrik : Sukabumi, Jawa Barat
5. Cara Memproduksi Keripik Singkong
ALUR PRODUKSI :
1. SINGKONG : Di Indonesia ada 160 jenis singkong. Dan hanya 5 jenis singkong pilihan untuk produksi keripik Kripsi Crackers.
2. QUALITY CONTROL : Singkong didistribusikan ke PT. Cassindo kemudian disortasi. Dimana dari singkong tersebut pasti ada salah satu atau beberapa yang mengalami kerusakan, pahit, dll yang tidak masuk standar bahan baku dari Perusahaan Cassindo.
3. PENGGUDANGAN : Setelah diadakan sortase, singkong kemudian digudangkan di tempat yang teduh,tertata rapi dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Karena bisa mengakibatkatkan singkong tersebut menjadi layu.
4. PENGUPASAN : Pengupasan kulit singkong dilakukan dengan menggunakan pisau tajam agar hasil potongan sesuai dengan tehnik memotong yang telah diterapkan untuk menghasilkan potongan singkong yang baik. Maka pisau yang akan dipergunakan harus diasah terlebih dahulu agar tekstur singkong yang akan diproduksi tidak lecet, tentunya tidak banyak terbuang.
5. PENCUCIAN : Pencucian singkong dilakukan dengan memegang singkong tersebut dengan menggunakan air yang mengalir. Sehingga singkong benar-benar bersih dari kotoran tanah dan tentunya Higienis. Sesuai dengan standar dari Dinas Kesehatan dan POM.
6. PENIRISAN : Hasil cucian singkong tersebut dimasukkan kedalam tempat atau wadah yang berlubang. Supaya air dari sisa pencucian singkong bisa mengalir keluar dengan lancar dan akan menghasilkan singkong yang bersih dan kering.
7. PEMOTONGAN : Singkong hasil cucian yang telah benar-2 tiris/ kering kemudian dirajang satu persatu untuk dijadikan keripik dengan potongan berbentuk kotak / persegi.
8. PENIRISAN : Hasil dari pemotongan singkong tersebut ditata sedemikian rupa sehingga tidak banyak yang lengket . Sehingga dalam proses penggorengan tidak banyak yang lengket pula.
9. PENGGORENGAN : Penggorengan singkong dilakukan dalam kuali besar selama kurang lebih 3 menit dengan menggunakan minyak goreng berkualitas yang berasal Kopra.
10. PEMBUBUAN : Dalam keadaan minyak panas dan keripik siap angkat, kemudian diberikan bumbu
11. PENIRISAN : Keripik singkong yang sudah benar-benar matang diangkat kemudian ditiriskan minyaknya diatas drum penirisan. Ini dilakukan agar keripik tidak banyak mengandung minyak / basah.
12. PENDINGINAN 1 : Keripik singkong yang sudah tiris dari minyak ditampung kedalam drum stanlees supaya uap panasnya hilang / dingin.
13. PENDINGAN 2 : Keripik singkong yang sudah didinginkan 1 dituang ke meja sortir supaya benar-benar dingin dan siap dikemas.
14. SORTASE : Keripik singkong yang sudah didinginkan 1 yang dituang ke meja sortir untuk dipisahkan dari keripik yang belum matang dan menempel (kemel) akan digoreng kembali.
15. LABELLING : Sebelum keripik singkong dikemas, dipersiapkan terlebih dahulu plastik pembungkus yang sudah diberi label expired. Sehingga konsumen bisa mendapat informasi tentang kadaluarsanya.
16. PENGEPAKAN : Plastik yang telah berlebel expired siap dipergunakan untuk membungkus keripik yang sudah disortir. Menjadi bungkusan 60 gr dan 250gr (untuk kemasan plastik) dan 250gr (dalam bentuk kalengan).
17. PENGGUDANGAN : Tahap akhir sebelum peoduk dipasarkan disimpan dalam gudang, dan disusun rapi di atas papan / palet kayu yang berjajar agar tidak terjadi kontak langsung dengan lantai yang dapat mengakibatkan kerusakan pada produk karena suhu lantai lembab.
18. DISTRIBUSI : Keripik singkong yang telah digudangkan siap didistribusikan ke market-market dengan menggunakan armada motor dan mobil.
C. Perencanaan Pemasaran
1. Produk
• Varian atau rasa
a. Original
b. Barbeque
c. Rumput laut
d. Sapi panggang
e. Keju
f. Balado
g. Lada hitam
• Bentuk kripik
Kripsi crackers memiliki bentuk kotak atau persegi
• Kemasan
a. Plastik
- Medium (60 gram)
- Large ( 250 gram)
b. Kaleng / tube
- Large (250 gram)
• Kualitas
Krispi crackers diproduksi dengan memerhatikan mutu dan kualitas yang terjaga dan sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) dan ISO 22000
2. Price
Jenis produk Harga Domestik Harga Luar Negeri
Plastic 60gr Rp. 5.000 $ 2
Plastic 250 gr Rp. 15.000 $5
Kaleng 250 gr Rp. 20.000 $6
3. Place (saluran distribusi)
a.melakukan kerja sama dengan supermarket-supermaket di negara tujuan
b. membuka outlet-outlet di bandara
c. melakukan kerja sama dengan bioskop-bioskop
d. membuat website untuk melakukan penjualan secara online
4. Promotion
a. Advertising ( iklan )
Periklanan yang dilakukan melalui iklan di televisi, brosur, dan baliho
b. Publicity
Mengikuti pameran-pameran baik didalam dan diluar negeri
Membuat stand-stand di bazar-bazar
D. Perencanaan SDM
1. Jumlah Pegawai = 30 orang
2. Jam Kerja = 8 jam kerja/hari ( pukul 08.00 – 17.00 WIB)
3. Gaji = sesuai UMR yaitu Rp. 1.000.000
4. Perekrutan
Para pegawai direkrut dari warga sekitar.
5. Spesifikasi Pegawai
Pria dan wanita berusia 18- 45 tahun dengan pendidikan terakhir minimal SMU/ sederajat.
E. Perencanaan Keuangan
Biaya- biaya
1. Bahan Baku( Singkong, bumbu, minyak, packaging) Rp. 200.000.000
2. Tenaga kerja ( 50 orang x Rp.1000.000) Rp. 30.000.000
3. Biaya lain-lain( Listrik, mesin, tempat) Rp. 75.000.000
4. Biaya promosi Rp. 500.000.000
5. Biaya distribusi Rp. 500.000.000
Jumlah: Rp. 1.305.000.000
Keuntungan yang diharapkan:
10% x Rp.1 305.000.000 = Rp. 130.500.000
Jumlah = Rp. 1.435.500.000
Harga jual per bungkus
A. Domestik
1. 26.250 bks x Rp. 5000= Rp.131.250.000
2. 6.300 bks x Rp. 15.000=Rp.94.500.000
3. 6.300 bks x Rp. 20.000=Rp.126.000.000
Jumlah =Rp.351.750.000
B. Ekspor
1. 26.250 bks x Rp.18.000=Rp.472.500.000
2. 6.300 bks x Rp. 15.000=Rp.283.500.000
3. 6.300 bks x Rp. 54000=Rp. 340.200.000
Jumlah =Rp. 1.036.200.000
Total (domestik dan eksport) = Rp.1.447.950.000
Selisih kurs mata uang RP. 12.450.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar