Kamis, 18 November 2010

sistem manaj. mutu

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem Manajemen Mutu Adalah sesuatu yang tidak mungkin perusahaan Anda mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dan mempertahankan suatu produk yang bermutu tanpa disertai adanya manajemen proses yang matang dan rapi di dalamnya. Mutu yang baik tidak akan dapat diraih hanya dengan mengandalkan keberuntungan semata, tapi mutlak harus dengan cara penerapan manajemen bisnis yang baik.
Sistem manajemen mutu akan memberikan kemampuan kepada perusahaan atau organisasi dalam melakukan kontrol, menciptakan stabilitas, prediktabilitas, dan kapabilitas bisnis Anda. Dengan adanya sistem mutu diharapkan perusahaan Anda akan lebih terbantu dalam mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan mutu produk atau layanan yang Anda sediakan secara ekonomis. Sistem manajemen mutu akan sangat membantu Anda untuk dapat bertindak dengan lebih baik dibanding sebelumnya.








BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Sistem Manajemen Mutu
Crosby (1986) mendefinisikan sistem menajemen mutu sebagai cara yang sistematik dalam memastikan bahwa aktifitas organisasi berjalan sesuai rencana. Ini merupakan konsern disiplin manajemen dalam mencegah problem melalui penciptaan perilaku proses dan 6ssessm yang memungkinan pencegahan. Filosofi Sistem manajemen mutu menurutya ada 5, yaitu
1. Mutu didefisinisikan sebaga kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan bukan sebagai goodness atau elegance dari suatu produk.
2. Tidak ditemuai masalah pada mutu.
3. Selalu lebih murah.
4. Ukuran performa utama adalah biaya mutu.
5. Standar performa utama adalah zero defects.

Feigenbaum (1988) menggambarkan Sistem manajemen mutu dengan karakteristik sebagai berikut :
Mutu adalah proses yang sistematik dan terintegrasi yang mencakup aspek yang lebih besar bukan hanya tanggung jawab fungsi/departemen teknik.
1. Mutu adalah tanggung jawab setiap orang dalam perusahaan bukan tanggung jawab seseorang, sehingga mutu adalah terstruktur untuk mensuport kualitas kerja individual dan teamwork antar departemen.
2. Perbaikan mutu harus meliputi pasar, teknik, dengan penekanan pada pengembangan, manufaktur, dan terutama pada pelayanan.
3. Mutu harus memenuhi apa yang pembeli inginkan dan butuhkan.
4. Perbaikan mutu memerlukan aplikasi dari teknologi baru.
5. Perbaikan mutu dapat dicapai hanya melalui partisipasi semua orang.

Lima kunci sukses dalam implementasi sistem manajemen mutu adalah :
1. Fokus pada kepuasan konsumen
2. Komitmen dari top manajemen dan pimpinan
3. Paham tentang SMM
4. Diimplementasikan secara terus menerus
5. Keterlibatan semua sdm dan perbaikan berkelanjutan

II.1.1. Mutu
Setidaknya ada tiga hal mendasar yang sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan suatu produk atau layanan di pasaran, yaitu :
1. harga,
2. ketersediaan, dan
3. mutu/kualitas.
Konsumen sangat membutuhkan produk atau layanan yang bermutu tinggi dan tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan manfaat yang akan diperoleh. Organisasi atau perusahaan akan dapat sukses dan mampu bersaing di pasaran jika tingkat kepuasan pelanggan terhadap pemakaian produk dan layanannya cukup tinggi. Faktor harga dan ketersediaan adalah fitur transient saja, dalam arti pengaruhnya tidak berlangsung lama setelah terjadi transaksi. Lain halnya dengan mutu, yang mempunyai pengaruh dan implikasi yang cukup panjang, karena mutu suatu produk atau layanan ditentukan dari tingkat kesuksesan kegunaan produk atau layanan tersebut selama pemakaiannya (tidak terbatas pada point of sales saja).
Makna mutu atau kualitas suatu produk atau layanan sendiri erat kaitannya dengan: tingkat kesempurnaan, kesesuaian dengan kebutuhan, bebas dari cacat, ketidaksempurnaan, atau kontaminasi, serta kemampuan dalam memuaskan konsumen. Konsumen adalah pihak yang paling tepat dan adil dalam menilai masalah mutu dari produk atau layanan yang kita sediakan. Sebuah produk atau layanan yang memiliki fitur atau manfaat yang memuaskan kebutuhan konsumen dapat disebut sebagai produk atau layanan yang bermutu, demikian pula sebaliknya, produk atau layanan yang memiliki fitur atau manfaat yang tidak memuaskan kebutuhan konsumen dapat disebut sebagai produk atau layanan yang tidak bermutu. Anda akan dapat menilai tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Anda melalui melalui berbagai cara, seperti feedback langsung dari konsumen, atau juga bisa dilihat dari tingkat kerugian penjualan, turunnya market share, dan pada akhirnya adalah kerugian bisnis. Pada pasar dengan tingkat persaingan usaha yang sangat ketat, mutu dari suatu produk atau layanan yang ditawarkan akan memiliki peranan yang sangat strategis terhadap perkembangan bisnis.
II.1.2. Sistem Manajemen Mutu: Antara Kebutuhan dan Keharusan
Beberapa tahun lalu, dari hasil riset sebuah lembaga di Amerika Serikat diketahui bahwa lebih dari 50% produk dan komponen yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai cacat atau kerusakan, dan untuk perusahaan yang bergerak di bidang teknologi tinggi, otomotif, dan aerospace angkanya lebih mencengangkan lagi yaitu mencapai lebih dari 75%. Komisi Keselamatan Produk Konsumen Amerika bahkan memperkirakan bahwa kematian, kecelakaan, dan kerusakan yang ditimbulkan akibat pemakaian produk konsumen yang tidak sempurna telah membebani negara lebih dari 700 miliar dolar per tahunnya.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka tidak mengherankan jika perusahaan-perusahaan saat ini berusaha keras untuk menerapkan sistem manajemen mutu yang diharapkan akan membantu mereka dalam meningkatkan mutu produk/layanan yang dihasilkan, mengontrol biaya-biaya, mengurangi kerusakan dan cacat pada produk, meningkatkan kepuasan konsumen, dan pada akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.

II.1.3. Empat Tugas Manajemen Mutu
Terdapat empat tugas manajemen mutu, yang hanya dapat dilaksanakan oleh seorang manajer operasi yang memiliki minat yang kuat di dalam ke-4 tugas tersebut dan bertanggung jawab langsung pada salah satunya. Tugas itu adalah:
1. Spesifikasi produk baru
Mutu rancangan harus secara benar di spesifikasikan bagi seluruh produk dan layanan baru, yang sering gagal terwujud.
Produk baru berasal dari beberapa sumber:
1. Pelanggan menspesifikasikan apa yang diinginkan
2. Pemasaran melihat kesempatan untuk menciptakan pasar baru
3. Wiraniaga membawa gagasan dari wilayahnya
4. Teknolog menemukan caraa baru dalam pelayanan
5. Operasi mengembangkan proses baru pada perusahaan manufaktur/ jasa.
Kadang- kadang produk baru hanya memerlukan perubahan kecil. Namun, jika perubahan- perubahan radikal dibuat, komite produk baru atau kelompok tugas perlu dibentuk untuk membuat spesifikasi baru.
2. Investigasi Produk dan Perbaikan
Latar belakang pemikiran dilakukannya kegiatan ini adalah bentuk kepedulian akan mutu, yang akan dipakai untuk mengangkat tingkat mutu rancangan, bahkan untuk mengangkat standar kesesuaian dengan mutu.
Pergantian prinsip seperti itu adalah konsep rekayasa nilai (value engineering). Suatu kelompok staf dari beberapa bagian berkumpul secara berkala dengan tujuan memperbaiki kinerja dalam astu atau beberapa cara.

3. Investigasi dan Perbaikan Proses
Tujuannya adalah memeastikan mutu yang dipenuhi dalam produk yang ada, dan juga menentukan apakah proses mampu mempertahankan mutu pabrikasinya secara konsisten dari produkyang diminta dalam penyelidikan produk baru.

4. Inspeksi
Yaitu kegiatan implementasi kualitas utama yang berjalan dengan basis dari hari ke hari. Produk dan jasa harus selalu diperiksa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan agar satuan- satuan yang rusak dapat disingkirkan. Dengan jenis pemeriksaan ini perusahaan dapat menghemat berbagai biaya. Kita harus menginspeksi sedini mungkin dalam proses kita sendiri dan menuntut jaminan mutu dari para pemasok kita. Ini membawa kita kepada skema pemastian mutu pemasok atau pemeriksaan barang- barang yang dibeli, dimana perusahaan menginspeksi unit produksi pemasok. Semua barang harus diperiksa untuk mengetahui apakah jenis dan kualitas sesuai dengan yang dipesan, sehingga barang- barang yang tidak memuaskan dapat dikembalikan ke pemasok dan barang baru didapatkan secara cepat. Kemudian jika perlu memasang auditor atau manajer untuk membantu proses manajemen mutu pemasok.
Dalam inspeksi proses terdapat 3 bentuk, tergantung pada jenis proses.
1. Proses inspeksi terus- menerus, cocok untuk pengendalian otomatis.
2. Pengetesan produk periodik, dengan menggunakan teknik sampling statistik, diterapkan pada proses pokok yang sudah ditentukan sebelunmya.
3. Sikap mutu dari operator pada setiap tahap. Setiap operator, penyelia, manajer, dapat memperbaiki mutu produk, tetapi seorang operator dapat melakukan tindakan langsung dalam :
• Membuat produk yang baik
• Menghentikan cacat
• Memperbaiki proses dan mutu
Dengan kata lain pemeriksaan oleh operator tersebut bisa dikatakan sebagai bentuk pemeriksaan barang dalam proses atau selama proses berlangsung. Dimana setiap pekerja memeriksa pekerjaannya sendiri untuk mengetahui apakah dia sedang melakukan pekerjaan secara benar.
Inspeksi juga bisa dilakukan setelah operasi- operasi yang cenderung memproduksi barang- barang salah agar tidak ada kerja lebih yang dilakukan pada barang- barang jelek.
Inspeksi yang dilakukan sebelum operasi dilaksanakan berguna supaya operasi tidak akan dilaksanakan pada barang- barang yang telah rusak/ jelek.
Setelah operasi/ produksi, perusahaan harus memeriksa bahwa samua barang telah sesuai dengan standar karena dalam hal ini, pelanggan akan menjadi inspector. Bila produk jelek, mereka akan pindah ke perusahaan lain.
II.1.4. Standarisasi Sistem Mutu
Ketika Anda membeli suatu produk atau layanan dari suatu perusahaan, Anda tentunya berharap akan mendapatkan produk atau layanan dengan kualitas atau mutu yang persis sama seperti yang mereka janjikan. Jaminan bahwa Anda akan mendapatkan kualitas barang atau layanan yang sesuai dengan harapan Anda tersebut hanya dapat diberikan oleh perusahaan yang telah memiliki sertifikasi suatu standar sistem mutu.
Mengapa standarisasi itu penting? Sebagai pembeli atau pengguna suatu produk tentunya kita akan merasa sangat terganggu dan kecewa ketika produk yang telah dibeli tersebut ternyata memiliki kualitas yang sangat buruk, tidak layak pakai, tidak cocok dengan peralatan yang telah kita miliki sebelumnya, mudah rusak, atau berbahaya jika digunakan. Sebaliknya ketika produk yang dibeli atau digunakan telah memenuhi keinginan dan harapan kita dan tidak menimbulkan masalah selama pemakaiannya, kita kadang merasakan kenyamanan tersebut sebagai hal yang biasa saja. Itulah sebagian gambaran dimana kita terkadang kurang peduli terhadap peran dari suatu standar sistem mutu dalam meningkatkan level kualitas/mutu, keamanan, ketahanan, efisiensi, dan interchangeability dari suatu produk yang kita gunakan. Suatu standar mutu memberikan kontribusi yang sangat besar pada segenap aspek kehidupan kita, walaupun kadang kontribusinya sering tidak kita sadari.
Lantas, peran seperti apa yang dapat dilakukan oleh suatu standar sistem mutu seperti ISO 9000, TS 16949, QS 9000, Six Sigma, dan Malcolm Baldrige dalam membantu kesuksesan suatu perusahaan? Sistem-sistem tersebut merupakan tool atau alat untuk membantu perusahaan agar bekerja dengan lebih terorganisir serta membantu pengelolaan dan pengontrolan proses bisnis yang berjalan di perusahaan dengan berpegang pada standar mutu yang telah ditetapkan. Sistem mutu seperti ISO 9000, TS 16949, QS 9000, Six Sigma, dan Malcolm Baldrige adalah suatu sistem yang telah teruji dan terbukti luas di dunia. Salah satu keuntungan penerapan suatu sistem mutu tersebut yaitu Anda tidak perlu lagi membuat suatu standar sistem mutu baru, yang perlu Anda lakukan hanyalah mengadaptasi sistem tersebut untuk disesuaikan dengan model bisnis dan kondisi perusahaan Anda. Pemilihan suatu sistem mutu yang akan kita adopsi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah regulasi perusahaan, sasaran bisnis, konsumen dan target pasar, bidang usaha, dan skala bisnis perusahaan.
Dengan penerapan suatu sistem mutu tertentu seperti ISO 9000, QS-9000, atau yang lain, tentunya akan membawa dampak positif bagi bisnis Anda, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari produk atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan yang kita sediakan. Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yaitu akan terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalisasi biaya-biaya, dan pada akhirnya adalah meningkatnya keuntungan perusahaan secara signifikan.
II.2. Dimensi Kualitas Manufaktur Dan Jasa
Dalam bahasa iklan setiap produk mengklaim bahwa produk tersebut paling berkualitas dengan berbagai keunggulannya. Pernyataan “kualitas” menjadi senjata utama para produsen untuk menarik hati konsumen agar membeli produknya. Konsumen pun akan merasa bangga, puas dan menjadi pelanggan setia terhadap sebuah produk yang memiliki kualitas yang unggul. Apalagi jika produk tersebut mampu mengangkat image (citra) bagi konsumennya. Bahkan konsumen dapat berfungsi menjadi tenaga pemasaran produk yang efektif. Sedemikian pentingnya kebutuhan akan kualitas baik oleh produsen maupun konsumen sehingga memiliki arti yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup kegiatan bisnis di bidang jasa maupun manufaktur. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai pihak melakukan upaya peningkatan kualitas, baik kualitas SDM, kualitas produk, kualitas air, kualitas otak, kualitas hidup, kualitas pelayanan dan sebagainya. Kualitas telah menjadi suatu tuntutan masyarakat di era persaingan global. Tuntutan masyarakat (konsumen) terhadap kualitas sangat beragam tergantung kebutuhan, daya beli, selera, hobi, dan lain sebagainya. Beberapa ahli mutu mendefinisikan kualitas sebagai berikut:
a. Sesuai dengan kegunaan (Fitness For Use – J.M Juran)
b. Memenuhi persyaratan pelanggan (Conform to Customer requirement – Philip B. Crosby),
c. Memenuhi harapan pelanggan (meeting Customer Expectations – A. V Fegenbaum),
d. Kepuasan pelanggan (Customer satisfaction- K. Ishikawa)
e. Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat (ISO 9000)

Berdasar definisi di atas, dimensi kualitas (mutu) sangat relatif tergantung target marketnya (pelanggan). Kualitas dapat dinilai secara obyektif maupun subyektif. Kualitas dinilai secara obyektif jika ada standar kualitasnya (spesifikasi) atau dilakukan bencmarking dengan produk lain yang sejenis sedangkan kualitas dinilai secara subyektif jika ditinjau dari kepuasan pelanggan, karena setiap pelanggan akan memiliki persepsi sendiri terhadap sebuah produk tergantung selera, kebutuhan, daya beli dan lain-lainnya. Penilaian kualitas dari aspek pelanggan (subyektif) inilah yang menjadi tantangan dunia industri untuk memenangkan persaingan global. Pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan (segmentasi pasar) menjadi satu faktor penting untuk selalu meningkatkan kualitas dan inovasi dalam menghasilkan produk baru guna mengikuti perubahan pasar. Namun yang perlu diingat untuk memenuhi kepuasan pelanggan (memperoleh penilaian subyektif yang tinggi dari pelanggan) tetap tidak akan lepas dari beberapa dimensi kualitas secara obyektif dengan standar-standar kualitas sebagai berikut.














Tabel 1. Dimensi kualitas
INPUT PROSES OUT PUT
Sumber Daya Cara Kerja
(Metode) Produk Jasa
1. Manusia
Kecerdasan, Pendidikan, etos kerja, produktivitas, loyalitas, kepribadian, motivasi dll
2. Mesin
Canggih, otomatis, ,otonom, efisiensi tinggi, cepat, multi fungsi, daya tahan tinggi, purna jual baik, dll
3. Material
Baik, unggul, sesuai spesifikasi, kualitas pertama, tanpa cacat
4. Keuangan
Banyak, Kuat
5. Markets
Segmentasi pasar, tanpa/belum ada pesaing, target market yang tepat, promosi, lokasi
6. Minute
Cepat, Just In time, time to market
Cepat
Tepat
Hemat
Efisien
sederhana
Murah
Aman
Optimal
Teknologi tinggi
Ramah lingkungan
Lay out
Tidak melanggar HAM
Sinergis
Networking
Nyaman
dll

Performance
Feature
Realibility
Conformance
Durability
Serviceabilitty
Estetika
Perceved Quality
Harga
Brand Image
Purna Jual
Zero deffect
dll

Keramahan
Keamanan
Kenyamanan
Empati
Kepercayaan
Keterampilan
Kecepatan
Ketepatan
Brand image
Penampilan
Kejujuran
Aksesibilitas
Komunikatif
Daya tanggap
Garansi
dll



Disamping dimensi kualitas di atas perlu pula diperhatikan tuntutan- tuntutan akan kualitas produk di pasar global baik lokal, nasional dan internasional diantaranya adalah:
1. Memenuhi standar kualitas di masing-masing perusahaan, negara maupun internasional :SII/SNI (Standar Nasional Indonesia), JIS (Japanes Industrial Standard), ASTM ( The American Society For Testing And Material), ISO (Internasional Organization For Standardization), BS (British Standart) dan lain-lainnya
2. Menerapkan sistem manajemen mutu seperti ISO 9000, ISO 14000 dan lainnya
3. Memperoleh sertifikasi (award) seperti sertifikasi halal, ICSA, Superbrand dan lain-lainnya
4. Menjunjung tinggi HAM (isu gender, UMR, SARA dll)

Jika industri baik manufaktur maupun jasa semakin banyak memiliki keunggulan dimensi kualitas dan memenuhi tuntutan-tuntutan kualitas seperti yang telah diuraikan di atas maka dapat dikatakan daya saingnya tinggi. Daya saing sebuah produk akan sangat ditentukan oleh pengelolaan sumberdaya perusahaan/industri hingga mampu memenuhi standar-standar kualitas untuk memuaskan konsumennya dan mengangkat citra konsumen dalam berkehidupan. Untuk mencapai standar kualitas dibutuhkan pengendalian kualitas dari proses input, produksi hingga output serta pemberian jaminan kualitas. Konsep pengendalian mutu terpadu (TQM) dan pelayanan prima menjadi sangat penting untuk diimplementasikan. Implementasi pengendalian mutu terpadu dan pelayanan prima perlu didasari pengembangan budaya kerja (budaya perusahaan).





BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Pada pasar dengan tingkat persaingan bisnis yang ketat, perusahaan harus memiliki produk atau layanan dengan mutu yang baik dan tinggi agar tetap dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan. Mutu yang baik hanya bisa dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki sistem manajemen mutu yang handal. Tapi sistem manajemen mutu hanyalah sebuah alat yang membantu Anda untuk bekerja secara lebih efektif dan efisien. Ukurlah keberhasilan perusahaan Anda dengan tingkat kepuasan konsumen pada produk atau layanan yang Anda berikan, bukan dari keberhasilan Anda mendapatkan sertifikasi suatu standar sistem mutu tertentu. Dan perlu diingat, produk dan layanan perusahaan Andalah yang akan menciptakan konsumen dan pendapatan, bukan sistem manajeman mutu yang Anda gunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar